Nama saya Nazhifatun Nurul Latifah biasa dipanggil Nurul, tapi saya lebih senang dipanggil dengan sebutan Naz. Saya berjenis kelamin perempuan dan lahir pada 03 Maret 1997, saya anak pertama dari dua bersaudara dari sebuah keluarga yang dikepalai oleh Bapak Kusnan yang bekerja sebagai kepala pasar Ciledug dan istrinya Ibu Sa’adah, ibu saya mengajar di Madrasah Diniyah Awaliyah di Desa Pabedilan Kulon. Sebenarnya saya mempunyai dua adik laki-laki tetapi adik saya yang pertama meninggal ketika berusia empat bulan, dan adik saya yang kedua sekarang menginjak usia 9 tahun, kami tinggal di Kabupaten Cirebon tepatnya di desa Pabedilan Kulon Kecamatan Pabedilan. Keluarga kecil ini benar-benar saya sayangi dan merupakan karunia yang besar dari Allah SWT. Kedua orang tua saya yang telah merawat saya dari bayi hingga saat ini, mendidik dan membesarkan sepenuh hati dengan cintanya, dan dengan landasan islam yang kuat. Saya bersyukur terlahir dari pasangan yang agamis dan penuh kasih sayang, dan saya berharap suatu saat nanti dapat membalas semua kebaikan mereka, minimal membuat mereka bangga dengan apa yang aku lakukan.
Pendidikan pertama saya yang formal yaitu sekolah dasar di SDN 2 Pabedilan Kulon lulusan tahun 2008, selain di sekolah dasar pada usia saya saat itu saya belajar di MDA Al-mukarromah seusai pulang dari sekolah dasar. Sementara jenjang selanjutnya saya melanjutkan di sebuah sekolah yaitu SMP Islam Terpadu Umar Sjarifuddin atau dikenal dengan sebutan SMP ITUS Jalaksana Kuningan Jawa Barat, selama SMP saya jauh dari orang tua karena SMP saya mewajibkan muridnya yang dari luar kota untuk berasrama, disana saya diajarkan hidup mandiri, teratur, dan menjaga diri sendiri. Saya lulus SMP pada tahun 2011 dan langsung melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Model Ciwaringin Cirebon, disana saya memilih untuk masuk pondok pesantren Al-Ghifary, karena jarak rumah ke sekolah cukup jauh dan saya merasa ingin mempelajari ilmu agama Islam lebih dalam, di pesantren saya cukup banyak mengkaji kitab-kitab, semoga apa yang saya kaji itu dapat saya amalkan dikehidupan saya dan berguna untuk mempertebal iman saya. Saya lulus di MAN ini pada tahun 2014.
Pengalaman berorganisasi saya sendiri pada saat sekolah dasar saya aktif mengikuti ekstrakulikuler paskibra dan pramuka, saya juga pernah mengikuti lomba gerak jalan 17 Agustus mewakili paskibra sekolah dasar saya. Pada saat sekolah menengah atas organisasi yang saya ikuti pada tahun pertama saya masuk yaitu PMR, pada saat itu umur saya belum memenuhi syarat untuk bisa mendonorkan darah, dan pada tahun kedua saya terpilih sebagai Dewan Penggalang Pramuka dan juga saya dipercayai menjabat sebagai wakil Muhadhoroh Osis bidang bahasa Arab, pada tahun ketiga ini mungkin waktu belajar saya terkuras dengan organisasi dan dampaknya terlihat pada nilai-nilai yang menurun drastis, akhirnya saat menginjak tahun ketiga di sekolah menengah pertama saya tidak lagi aktif berorganisasi dan fokus untuk belajar serta ujian nasional yang sudah didepan mata. Sedangkan saat sekolah menengah atas saya aktif di satu organisasi yaitu Pecinta Alam, Pecinta Alam di sekolah saya di kenal dengan nama Sumingkir Alam. Pada tahun pertama saya masinh menjadi anggota dan saya dilantik resmi menjadi anggota Sumingkir Alam ini di Ujung Aspal, sementara pada tahun kedua dan ketiga saya dipercayai untuk mengatur keuangan ekstrakulikuler pecinta alam ini, saya terpilih sebagai bendahara.
Pada tahun kedua saya di sekolah menengah atas, saya pernah mengikuti lomba yang tidak akan pernah saya lupakan, dan menurut saya ini adalah pengalaman paling berharga. Lomba itu adalah lomba Napak Tilas yang diadakan oleh universutas Swadaya Gunung Djati Cirebon, saya sebagai perwakilan dari Pecinta Alam MAN Ciwaringin berjuang bersama dua rekan laki-laki saya, lomba itu memperingati hari Pahlawan, kita sebagai peserta harus dapat berjalan sejauh 70 kilometer, siapa yang sampai garis finish terlebih dahulu tanpa ada kecurangan dia pemenangnya, lombanyapun dilaksanakan selama 2 hari satu malam, peserta boleh beristirahat pada malam hari dan dilanjutkan keesokannya, lomba itu dilaksanakan dengan start di waduk Darma Kuningan Jawa Barat dan finish dikampus UNSWAGATI Cirebon. Pada saat itu saya merasakan perjuangan para pahlawan yang berjalan sejauh itu untuk memerangi para penjajah, walaupun tidak sebanding dengan apa yang telah mereka lakukan untuk bangsa tercinta Indonesia ini. Meski lomba Napak Tilas tersebut aku dan kelompokku tidak memenangkannya, namun saya merasa bangga telah diberi kesempatan untuk mengikuti lomba tersebut.
Sejak kecil saya bercita-cita ingin menjadi seorang guru sekolah dasar atau guru taman kanak-kanak, tetapi pada saat sekolah menengah atas saya masuk jurusan IPA, ketika daftar di perguruan tinggi rasanya ingin mendaftar di jurusn PGSD tetapi saya berfikir untuk apa saya belajar ilmu pasti ini selama tiga tahun jika pada akhirnya saya mengambil jurusan ini, akhirnya pada pendaftaran awal perguruan tinggi yaitu SNMPTN saya mendaftar di Universitas Pendidikan Indonesia dengan mengambil jurusan Pendidikan Kimia, pada pilihan kedua dan ketiga saya mengisi di Universitas Negeri Yogyakarta dengan jurusan Pendidikan Kimia dan Pendidikan Fisika, dari awal mendaftar guru dan orang tua saya menyarankan agar tidak terlalu berharap diterima di Universitas dengan jalur SNMPTN ini dan benar saja saya tidak diterima dijalur ini, meskipun pada awalnya saya tidak terlalu berharap dan sudah mulai berjuang untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau SBMPTN, tetapi pada hari pengumuman jalur seleksi rapot itu keluar dan saya dinyatakan tidak lolos rasanya kecewa pada diri sendiri, dan saya juga melihat ibu saya sama halnya dengan saya merasakan kecewa, mungkin karena ibu sudah mengetahui bahwa saya diterima di sebuah perguruan tinggi dibawah kementrian perindustrian yaitu Akademi Kimia Analisis Bogor dan pendaftaran ulang paling lambatnya sebelum tes SBMPTN dilaksanakan, saya merasa bingung apakah akan melepas Akademi Kimia Analisis Bogor demi mengikuti SBMPTN atau mendaftar ulang dan melupakan cita-cita saya. Awalnya kedua orang tua saya menyuruh untuk mendaftar ulang di AKA dan tetap mengikuti tes tulis perguruan tinggi negeri yang saya inginkan, tetapi mengetahui biaya daftar ulang di kampus Akademi Kimia Analisis Bogor yang tidak sedikit ditambah saya harus mencari kost untuk tinggal di dekat kampus, akhirnya saya memutuskan untuk serius menimba ilmu di AKA ini, dan sampai saat ini saya masih belum tahu apakah ibu saya sepenuh hati mendukung saya di Akademi Kimia Analisis ini atau tidak, sementara ayah saya sendiri memeberi kebebasan sepenuhnya kepada saya untuk memutuskan apa yang ingin saya putuskan, dan semoga pilihan saya untuk melanjutkan belajar disini adalah pilihan yang terbaik menurut saya dan menurut Allah.
WELCOME TO MY WORLD, I'M WRITING FOR EXPRESS NOT IMPRESS.
Rabu, 27 Agustus 2014
Contoh Autobiografi
Jangan menunggu bahagia baru bersyukur, tapi bersyukurlah maka bahagia akan datang menghampiri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar