Dia pulang
Seseorang akan mengerti rasanya kehilangan saat dia sendiri sedang
merasakan hal itu. Aku, dia, kita pernah sama-sama merasakan rasanya kehilangan
satu sama lain. Meskipun pada awalnya saat kita merasakan suatu hal yang
benar-benar sudah berada di titik puncak jenuh, kita berharap untuk tidak
bersamanya lagi, mencari warna baru untuk mengisi cerita hidup kita, akan ada
hari dimana kita merindukan dia yang membuat kita marah, kesal, jenuh, karena
dia juga yang membuat banyak hari kita berwarna, membuat kita nyaman berada
disampingnya. Jika setiap kejenuhan yang kita rasakan harus berakhir dengan
perpisahan dan menghilang, lalu kapan kita akan belajar bertahan pada satu
pilihan? Lalu kapan untuk setia pada satu pasangan? Seiring berjalannya waktu
yang dilewati bersama, seharusnya bisa mengatasi masalah sederhana seperti ini,
hanya cukup mengalah pada egonya. mungkin perpisahan itu memang perlu ada, agar
satu sama lain merasakan bagaimana rasanya saat orang
yang pernah mengisi hati kita pergi, pasti
akan merasa kosong, sakit. Sekalipun hal itu yang kita inginkan. Pada dasarnya
cinta akan tahu kemana hatinya harus berlabuh, kemana harus pulang, meski telah
pergi ketempat yang jauh, dia tahu arah jalan pulang ketempat dimana dia pernah
berbagi dunianya bersama orang yang dia sayang. Kini aku dan dia kembali
merangkai dan menulis cerita-cerita tentang hari kita yang akan dilalui
bersama, mengumpulkan puing-puing masa lalu yang indah, mengubur dalam-dalam
kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu. Karena cinta tau kemana
dia harus berlabuh, akhirnya dia pulang, pulang kembali pada hatiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar